Wednesday, June 6, 2012



Lorem
 Ipsum
 adalah contoh teks atau dummy dalam industri percetakan dan penataan huruf atau typesetting. Lorem Ipsum telah menjadi standar contoh teks sejak tahun 1500an, saat seorang tukang cetak yang tidak dikenal mengambil sebuah kumpulan teks dan mengacaknya untuk menjadi sebuah buku contoh huruf. Ia tidak hanya bertahan selama 5 abad, tapi juga telah beralih ke penataan huruf elektronik, tanpa ada perubahan apapun. Ia mulai dipopulerkan pada tahun 1960 dengan diluncurkannya lembaran-lembaran Letraset yang menggunakan kalimat-kalimat dari Lorem Ipsum, dan seiring munculnya perangkat lunak Desktop Publishing seperti Aldus PageMaker juga memiliki versi Lorem Ipsum.

Sudah merupakan fakta bahwa seorang pembaca akan terpengaruh oleh isi tulisan dari sebuah halaman saat ia melihat tata letaknya. Maksud penggunaan Lorem Ipsum adalah karena ia kurang lebih memiliki penyebaran huruf yang normal, ketimbang menggunakan kalimat seperti "Bagian isi disini, bagian isi disini", sehingga ia seolah menjadi naskah Inggris yang bisa dibaca. Banyak paket Desktop Publishing dan editor situs web yang kini menggunakan Lorem Ipsum sebagai contoh teks. Karenanya pencarian terhadap kalimat "Lorem Ipsum" akan berujung pada banyak situs web yang masih dalam tahap pengembangan. Berbagai versi juga telah berubah dari tahun ke tahun, kadang karena tidak sengaja, kadang karena disengaja (misalnya karena dimasukkan unsur humor atau semacamnya)


Read more »

Monday, June 6, 2011

Cara Membuat Read More Otomatis Di Blogspost

Membuat Fitur Read More di blog mungkin sudah tidak asing lagi bagi blogger Master, yaitu fitur blog untuk menyembunyikan sebagian artikel blog yang akan ditampilkan di Page Home blog.

Baik langsung saja, berikut cara yang anda butuhkan untuk membuat Read More Otomatis.

1. Login ke akun Blogger anda

2. Klik pada tab Tata Letak

3. Lalu klik tab Edit HTML

4. jangan lupa Beri tanda centang pada kotak kecil Expand Template Widget

5. Copy kode berikut tepat di atas kode </head>

<script type='text/javascript'> var thumbnail_mode = &quot;no-float&quot; ; summary_noimg = 300; summary_img = 301; img_thumb_height = 150; img_thumb_width = 150; </script>
<script type='text/javascript'>
//<![CDATA[
function removeHtmlTag(strx,chop){
if(strx.indexOf("<")!=-1)
{
var s = strx.split("<");
for(var i=0;i<s.length;i++){
if(s[i].indexOf(">")!=-1){
s[i] = s[i].substring(s[i].indexOf(">")+1,s[i].length);
}
}
strx = s.join("");
}
chop = (chop < strx.length-1) ? chop : strx.length-2;
while(strx.charAt(chop-1)!=' ' && strx.indexOf(' ',chop)!=-1) chop++;
strx = strx.substring(0,chop-1);
return strx+'...';
}
function createSummaryAndThumb(pID){
var div = document.getElementById(pID);
var imgtag = "";
var img = div.getElementsByTagName("img");
if(img.length<1) {
imgtag = '<span style="float:right; padding:0px 0px 5px 10px;"><img src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgP3smjOZWKRYyUiqbSYZyaS0eIznUyFNxI0BSCEYD9ZF9E59pXIlEKkjLJJagxMMCMvCVch9yfWCvEVIa1r2mKSVZrGdTKR7CAGMhY6sV91-p5eKSYE_sSl4uaKoZf8GmMDtk8zQUT8A/s1600/def-thumb.png" width="'+img_thumb_width+'px" height="'+img_thumb_height+'px"/></span>';
var summ = summary_noimg;
}
if(img.length>=1) {
imgtag = '<span style="float:right; padding:0px 0px 5px 10px;"><img src="'+img[0].src+'" width="'+img_thumb_width+'px" height="'+img_thumb_height+'px"/></span>';
summ = summary_img;
}
var summary = imgtag + '<div>' + removeHtmlTag(div.innerHTML,summ) + '</div>';
div.innerHTML = summary;
}
//]]>
</script>

Ket:
summary_noimg = 300 menunjukkan jumlah karakter yang akan ditampilkan tanpa gambar
summary_img = 301 menunjukkan jumlah karakter yang ditampilkan termasuk gambar
img_thumb_height = 150 menunjukkan tinggi gambar thumbnail
img_thumb_width = 150 menunjukkan lebar gambar thumbnail
float:right menunjukkan posisi gambar thumbnail di kanan. Jika anda ingin gambar thumbnail berada di kiri ganti right menjadi left
img src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgP3smjOZWKRYyUiqbSYZyaS0eIznUyFNxI0BSCEYD9ZF9E59pXIlEKkjLJJagxMMCMvCVch9yfWCvEVIa1r2mKSVZrGdTKR7CAGMhY6sV91-p5eKSYE_sSl4uaKoZf8GmMDtk8zQUT8A/s1600/def-thumb.png" adalah gambar Read More yang muncul. Anda bisa mengganti Kode Gambar tersebut, bila anda memilik gambar yang unik.

6. Kemudian cari kode <data:post.body/> atau <p><data:post.body/></p> Untuk memudahkan pencarian gunakan Ctrl+F.

7. Ganti kode tersebut dengan kode dibawah ini

<b:if cond='data:blog.pageType != &quot;item&quot;'>
<div expr:id='&quot;summary&quot; + data:post.id'><data:post.body/></div>
<script type='text/javascript'>createSummaryAndThumb(&quot;summary<data:post.id/>&quot;);</script>
<span class='rmlink' style='float:left'><a expr:href='data:post.url'><b>Read more &#187;</b></a></span>
</b:if>
<b:if cond='data:blog.pageType == &quot;item&quot;'><p><data:post.body/></p>
</b:if>
8. Simpan
Silahkan Modifikasi kode-kode di atas seusai keinginan anda.
Read more »

Saturday, June 4, 2011

Seleksi Alam

Sebelumnya, saya minta maaf bila dalam menulis note ini, akan banyak sekali jiwa, pikiran serta fisik yang akan “disiram” untuk sebuah adiksi dari beberapa pemahaman yang kurang kuat dari seni disiplin yang kita adopsi dari beberapa sosok luar biasa di Lisses, Perancis yang dikenal dengan nama Parkour. Namun saya yakin, bila memahami notes ini dengan baik dan berlatih secara bertahap tahun demi tahun, maka anda akan menjadi para traceur yang luar biasa cepat, kuat, smooth dan berguna untuk melindungi diri anda, orang-orang yang anda cintai, serta masyarakat banyak pada umumnya.




Pada 26 Desember 2008, saya telah berlatih parkour selama kurang lebih satu setengah tahun terhitung semenjak Juli 2007. Semua ketertarikan itu bermula dari film Prancis berjudul “Yamakasi” yang dulu pernah hadir di Indonesia pada tahun 2003 lalu. Semenjak saat itu, sebagai orang yang tertarik dengan aktifitas unik, saya mencoba mengikuti apa yang saya lihat dari video tersebut untuk pertama kali, namun tanpa arahan yang benar. Mungkin saat itu, saya terlihat seperti cecunguk bodoh yang gampang sekali “dicucuk” hidungnya untuk mengikuti semua adegan dari film tersebut. Namun karena tidak mengerti dan minimnya info, latihan “sembrono” itu berhenti sampai saat itu.
Tahun 2007 pertengahan, tak sengaja saya berjumpa dengan aktifitas yang akhirnya kukenal dengan nama Parkour, dan bertemu dengan beberapa pemuda yang saat itu mempunyai kesenangan yang sama. Saya masih bisa mengingat sesi latihan pertamaku setelahnya. Saat itu sama segarnya dalam ingatan, pada hari itu saya melakukan beberapa gerakan kasar yang hanya meniru dari video-video parkour, tanpa tahu dasarnya. Itu adalah awal perkenalan saya dengan parkour yang tadinya hanya berlatih bersama dengan segelintir orang.
Saat ini, saya sudah menjalani beberapa latihan selama satu setengah tahun dengan berbagai progress kecil. Bahkan sudah beberapa media yang mencoba “menjual” apa yang kami lakukan lewat tulisan, radio bahkan layar kaca. Sampai saat ini, telah lahir beberapa para praktisi baru mulai dari pria, wanita, tua, muda dengan bentuk fisik yang bervariasi. Intinya, parkour sudah mulai membahana dan dikenal masyarakat Indonesia.
Namun di semua kemajuan itu, ada beberapa kemunduran yang terlihat.
Bila seandainya semua benak dari para original traceur di luar sana dan pesan positif dalam semua artikel parkour yang saya baca tidak saya tuangkan dalam tulisan ini, mungkin parkour akan hanya menjadi trend saja bagi saya. Seperti yang Daniel katakan, “easy to comes, easy to go”.
Pemahaman dan kecintaan terhadap parkour terjadi saat saya mulai menjalin dan mendalami parkour lebih dalam lagi, tidak hanya dari gerakan-gerakannya saja, namun dari sebab-akibat kenapa parkour itu lahir ke dunia serta tujuannya untuk kehidupan masing-masing individu.
Sejujurnya, beberapa tahun yang lalu, saya adalah seseorang yang tidak menyukai olahraga. Di sekolah saya memang suka bermain beberapa olahraga yang banyak disukai masyarakat seperti bola, basket dan lain-lainya. Namun saya merasa “tersisihkan” dengan semua aktifitas berkeringat itu. Banyak yang menyebut bahwa olah raga yang mereka lakukan adalah olah raga team, tapi ternyata mereka memiliki “seleksi” untuk bisa menjadi bagian dari team di olahraga tersebut. Tujuan mereka memenangkan pertarungan, sehingga mereka harus menyisihkan “orang-orang tidak berguna” supaya bisa memenangkan pertarungan.
Saya senang bermain bola, tapi saya tidak terampil karena terlalu banyak rule yang harus diikuti dan terlalu banyak cemooh dari mereka-mereka yang lebih terampi saat melihat kemmpuan saya yang miniml. Hanya karena ukuran fisik atau bentuk tubuh, mereka “menyingkirkan” atau mencemooh orang-orang yang dianggap tidak terampil. Itukah olah raga team? Selain itu, saya merasa banyak sekali hal-hal lain yang membuat saya tidak menyukai sebuah bentuk olah raga. Terkekang dengan aturan, berusaha berkompetisi untuk menjatuhkan orang lain (walaupun banyak yang mengangap itu adalah sebuah pembelajaran dalam hidup), atau hal-hal lainnya seperti keharusan memiliki peralatan, lokasi, dan beberapa hal hanya untuk melakukan semua kegiatan tersebut. Mungkin yang masih bisa saya terima dalam sebuah olah raga adalah bela diri dikarenakan terinspirasi dari kisah-kisah heroik dimana seseorang harus melindungi dirinya dan orang-orang yang dicintai. Diluar itu, saya lebih memilih beralih ke dunia seni yang dapat menentramkan jiwa seperti bermain alat musik, namun hanya untuk kenikmatan pribadi diri sendiri.
Sampai akhirnya saya menemukan parkour. Dalam parkour saya telah menemukan sesuatu yang tampak sangat segar dan menggairahkan, Sesuatu yang seutuhnya non-kompetitif, sebuah aktifitas yang sangat sederhana untuk dimulai, karena pada dasarnya semua orang sudah memiliki energi tersebut dalam dirinya masing-masing. Tidak ada peraturan, tidak ada alat-alat khusus, tidak membutuhkan lokasi tertentu, tidak membutuhkan biaya, tidak ada pengotakan kondisi seseorang, murni hanya membutuhkan diri anda dan lingkungan sendiri dimana pun dia berada. Walaupun terkesan individualis, namun parkour sangat bersahabat dan bisa menerima keadaan saya seutuhnya. Saya merasa terbantu oleh beberapa teman saya dan banyak mendapatkan uluran tangan, dukungan, serta motivasi sehingga saya bisa beradaptasi dengan gerakan-gerakan parkour. Tidak ada cemooh, hanya sebuah kepercayaan bahwa saya bisa melakukannya sesuai dengan kondisi dan keadaan fisik tubuh saya. Mereka yang sudah terampil lebih dahulu di parkour tidak bersikap sombong namun semakin rendah hati dan mau kembali ke belakang untuk mendorong saya supaya maju bersama. Inilah konsep membantu orang lain, persahabatan, tanpa pengotakkan yang ditunjukkan oleh parkour dan belum saya temui di aktifitas berkeringat lainnya.
Parkour bagiku menjadi sesuatu yang tidak hanya akan memberiku tantangan tapi memberiku kebebasan yang tidak bisa diberi oleh seni bela diri. Kurasa itulah kualitas-kualitas yang menarik orang-orang ke parkour pada awalnya – mereka melihat lompatan-lompatan spektakuler, kombinasi-kombinasi halus dan apa yang tampaknya mustahil menjadi tidak hanya mungkin, tetapi sederhana (simple), bagi orang-orang (lelaki dan perempuan) ini yang kelihatannya tidak jauh berbeda dari mereka sendiri. Kalimat dari Adit aka Roar menjadi salah satu modal sehingga saya menjadikan aktifitas yang dianggap olah raga ini menjadi sebuah seni yang harus kucintai “Parkour adalah sebuah seni untuk dicintai, bukan ilmu yang harus dipelajari”. Karena siapa pun anda sudah memiliki hal tersebut dalam diri masing-masing
Namun, tampaknya hal yang saya rasakan ini tidak dimiliki oleh beberapa praktisi yang sudah bergelut dan memulai untuk berlatih parkour. Hal itu wajar. Karena semua orang mempunyai motivasi yang berbeda saat ingin mengikuti parkour. Namun, bila beberapa praktisi, khususnya yang baru bergabung tidak memiliki alasan yang kuat untuk berlatih parkour, maka mereka akan menjadi santapan alam dan akan disingkirkan oleh alam.
Saya telah melihat banyak orang datang dan pergi selama bertahun-tahun – beberapa muncul sekali atau dua kali, lainnya selama satu atau dua bulan, dan beberapa selama dua tahun, sebelum memutuskan mereka tidak ingin melanjutkan latihan mereka. Saya ingat, beberapa teman seangkatan berlatih parkour di Taman Ria Senayan, saat ini mulai tidak tampak dengan berbagai alasan yang jadi kendala mereka berlatih. Banyak yang mundur dan akhirnya memutuskan tidak berlatih sama sekali. Masih teringat, saat Daniel, salah satu moderator parkour Jakarta memulai berlatih untuk pertama kalinya beserta sembilan orang lainnya November 2007 lalu. Namun yang tersisa sampai sekarang hanya Daniel seorang, sedangkan yang lainnya hilang entah kemana. Banyak sekali orang yang hilir mudik di dunia parkour, tapi akhirnya hilang dan hanya bertahan beberapa orang saja.
Melihat itu, saya akhirnya memahami sesuatu. Parkour memang diperuntukkan bagi semua kalangan tanpa ada pengotakkan tertentu. Namun, Parkour hanya diperuntukkan bagi orang-orang dengan tipe tertentu untuk dapat berhasil melewati masa-masa sulit dan keluar dari ujungnya, kemudian bersiap-siap untuk menjalani masa-masa berikutnya.
Awalnya, semua orang menikmati awal-awal latihan dan masa itu berlangsung dalam jangka waktu yang berbeda untuk setiap orang, tapi setelahnya mereka semua dihadapkan dengan pertanyaan pada diri sendiri, “apakah mereka benar-benar mau mengorbankan sebanyak yang diharuskan untuk mencapai tingkatan yang betul-betul bagus”. Walaupun saya dulu tertarik pada parkour karena alasan-alasan yang sudah kusebutkan sebelumnya, tetapi itu bukanlah alasan saya melanjutkan berlatih, hari demi hari, minggu demi minggu. Alasan saya sudah semakin hari menjadi lebih berkualitas dari hari kemarin.
Apakah ini juga ada di benak anda? Semua praktisi yang membaca note ini atau bahkan calon praktisi parkour yang baru akan memulai berlatih harus menentukan sikap dari awal untuk memulai berlatih. Tanyakan pada diri anda sendiri. Untuk apa anda berlatih? Apa motivasi dan tujuan anda? Kenapa tertarik dengan parkour?
Tidak akan ada piala, tidak akan ada penghargaan, tidak akan ada uang yang bergelimpangan, tidak akan ada ketenaran ketika anda memutuskan berlatih seni disiplin ini. Banyak pihak yang telah keluar dari konsep yang diajarkan oleh David Belle, Raymond Belle dan Georges Hebert yang menggunakan parkour untuk kepentingan di luar konsep awal parkour diciptakan. Untuk itulah, bagi semua praktisi dan calon praktisi parkour, temukan tujuan yang sesungguhnya dalam berlatih parkour dan pahamilah parkour mulai dari sejarah, filosofi, nilai-nilai moral, termasuk eksekusi gerakan parkour.
Dengan modal pemahaman itu, kalian akan menemukan jawaban dari semua kendala yang ada yang menghalangi anda dalam berlatih parkour. Banyak yang berhenti berlatih parkour dengan kendala yang sebenarnya dari diri mereka masing-masing namun mengkambing hitamkan pekerjaan, kurang waktu, tidak ada biaya, tidak bisa bangun pagi, dilarang orang tua, kondisi fisik, tidak pede, atau segala macam kendala yang sebenarnya punya solusi masing-masing di setiap masalah. Mereka hanya melihat masalahnya, tapi tidak melihat solusinya. Kenapa harus berpikir, “saya tidak bisa bangun pagi”. Kenapa mereka tidak mengganti kalimatnya dengan “bagaimana caranya biar saya bisa bangun pagi”. Mereka hanya berpikir “saya tidak punya waktu untuk berlatih parkour”, yang seharusnya mereka bisa berpikir “bagaimana caranya biar punya waktu untuk berlatih parkour”. Padahal Parkour itu bisa dilakukan di berbagai waktu, bahkan waktu non efektif setiap orang dan bisa dilakukan di mana saja.
Pemikiran “melihat solusi” tersebut bisa lahir bila kita memahami parkour secara menyeluruh bukan hanya dari lompatan parkour, tapi dari nilai moralnya. Di parkour seseorang dapat mempunyai sikap yang positif. Sikap pemberani. Sikap pejuang yang bangkit dari kegagalan. Sikap menghormati diri sendiri, orang lain dan lingkungan. Sikap adaptable dengan eksosistem manapun. Sikap moderasi, sederhana dan tidak berlebih-lebihan. Sikap sabar, disiplin dan tekun. Sikap idealisme yang positif dan beberapa sifat lainnya yang bisa dipelajari di parkour. Tapi kenapa banyak praktisi yang tidak melihat itu? Yang ada dipikirannya hanya sekedar melompat dari 2 meter, beraksi memanjat, berlari dan gerakan-gerakan lainnya. Sehingga akhirnya mereka akan bosan dengan sendirinya karena mereka hanya menikmati parkour dari kaca mata fisik saja.
Saat ini, saya menemukan bahwa dalam parkour saya memahami betapa pentingnya melatih pikiran dan juga melatih tubuh. Saya terharu mendengar salah satu teman saya yang sebelum dia berlatih parkour, dia adalah seorang yang tertutup dan kesulitan dalam berkomunikasi (gagap), karena saking gugupnya. Namun setelah dia berlatih parkour, dia tidak hanya mendapatkan kelincahan, kegesitan dan kekuatan saja, namun dia menjadi pribadi yang lebih terbuka. Sehingga membuat dirinya menjadi lebih percaya diri dan akhirnya lancar berkomunikasi tanpa tergagap lagi. Itu yang membuat diriku tertegun dan terharu. Mungkin saya terlalu berlebihan, tapi ini yang ada dibenak saya dan tidak akan saya tutupi.
Selain itu, parkour membuat pikiran, fisik dan jiwa beberapa orang menjadi lebih “hidup” dan bisa berguna. Tanpa pikiran yang kuat dan keinginan untuk melakukan sesuatu serta menggunakan kapasitas/kemampuan fisikmu, maka kita tidak akan berguna. Apa gunanya memiliki tangan besar dan kuat jika kamu terlalu takut untuk memasuki gedung yang terbakar untuk menggotong orang yang kamu cintai ke tempat yang aman? Apa gunaya kita berlatih giat, tapi melihat seorang wanita dijambret di tengah jalan namun kita hanya diam saja? Apa gunyanya kita pintar memanjat, tapi untuk menyelamatkan seorang anak kecil yang terjebak di lantai atas, kita hanya diam saja? Itu satu contoh ekstrem tapi menggarisbawahi kebutuhan untuk melatih pikiranmu bersama dengan tubuhmu.
Satu setengah tahun merupakan sejengkal perjalanan dalam dunia parkour. Masih banyak tahun-tahun lain yang harus saya tempuh. Masih banyak kendala yang harus dilewati dengan efektif dan efisien tanpa menimbulkan banyak masalah. Mungkin saya akan menikah, punya anak, fokus di ibadah dan karir di tahun-tahun mendatang nanti. Tapi latihan disiplin ini akan selalu dilakukan di mana pun, kapan pun dan dalam keadaan bagaimana pun. Mungkin terlihat seperti agama kedua, tapi ini adalah untuk pencapaian fisik dan jiwa. Walaupun banyak yang mencemooh bahwa apa yang saya dan teman-teman lakukan adalah sesuatu aktifitas yang “aneh” atau terkesan kurang kerjaan, namun saya menanggapi dengan senyum karena saya memaklumi mereka karena tidak bisa “melihat” apa yang saya lihat dari parkour. Sebagian lagi ada yang menganggap bahwa parkour adalah sesuatu yang keren, sesuatu yang bisa dijual, bisa menjadi sebuah langkah menjadi “famous” atau lain halnya. Itu sah-sah saja buat mereka yang ingin masuk ke dunia tersebut. Tapi menurut saya, parkour hanya akan menjadi debu yang akan hilang diterpa angin bila yang dipikirkan hanya keinginan tersebut. “Not playing some fool, not saying I’m cool, not to break the rules, just an effort to crates some goal”. Itulah motto diri pribadi. Terkesan idealis? Pasti. Karena itulah yang membuat sebuah peristiwa menjadi lebih berharga.
Sekarang, tanyakan apa motivasimu dalam berlatih parkour? Hanya sekedar trend, ingin famous, ikut-ikutan atau hal lainnya?. Itu adalah pilihan. Tidak akan dibatasi. Tapi sampai mana nanti anda akan berlatih parkour. Apakah akan terseleksi oleh alam dan digantikkan oleh bibit baru yang lebih mampu “bertahan”?. . Apakah anda seorang praktisi berikutnya yang terhempas? Atau anda adalah seorang praktisi yang akan mengembangkan diri anda menjadi sesuatu yang lebih berkualitas dari segi fisik, pikiran dan jiwa di tahun-tahun mendatang? Waktu akan menjawabnya. Semua bukti telah terlihat. Anda yang menentukan rute anda dan obstacles anda masing-masing.
Read more »

Dafenisi Parkour

Sejarah Parkour
Parkour mempunyai arti bergerak atau berpindah tempat dari point A ke point B seefisien dan secepat mungkin yang menggunakan prinsip dari Parkour dengan mengedepankan keindahan bergerak sekaligus diimbangi oleh kemampuan dari tubuh manusia itu sendiri.
Sebenarnya Parkour sudah ada sejak dulu sebelum manusia mengenal kata “Parkour” itu sendiri. Tapi Parkour dideskripsikan dan dikenalkan ke seluruh dunia oleh seorang pria berkebangsaan Perancis yang dikenal dengan nama David Belle. Dialah yang telah memperkenalkan olahraga ini ke seluruh dunia yang awalnya hanya berkembang di Perancis. Sehingga akhirnya berkembang ke seluruh daratan Eropa dan akhirnya menyebar ke seluruh dunia.
Namun jauh sebelum itu, ada seorang pelaut Prancis pada abad 19 bernama Georges Hebert yang mengembangkan metode latihan yang mampu mengeluarkan energi manusia yang tersembunyi dalam tubuhnya. Hebert terinspirasi oleh suku di Afrika yang memiliki kemampuan atletik dan gimnastik. Ternyata, yang bisa membuat suku tersebut kuat adalah lingkungan sekitarnya yang telah melatih mereka dengan sendirinya selama bertahun-tahun.
Akhirnya, Hebert menciptakan sebuah latihan yang diberi nama methode naturalle yang terkenal dengan moto ‘etre fort pour etre utile’ atau ‘to be strong, to be useful’.
Latihan ini meliputi sepuluh gerakan dasar yaitu walking, running, jumping, swinging, quapedral movement, balancing, throwing, lifting, climbing, dan swimming. Metode itulah yang akhirnya dipakai para tentara Prancis di perang Vietnam. Salah satu yang mendalami latihan itu adalah Raymond Belle, ayah David Belle itu sendiri.
Terinspirasi dari ayahnya, Raymond Belle seorang tentara Perancis yang akhirnya bergabung dengan sapeurs-pompiers ( pemadam kebakaran militer). Lahir di tengah keluarga pemadam kebakaran membuat David terinspirasi dengan cerita-cerita tentang kepahlawanan. Saat berumur 16 tahun, David memutuskan untuk meninggalkan sekolah untuk mencari kecintaannya akan kebebasan, aksi, dan untuk mengembangkan kekuatan dan ketangkasan yang dimilikinya agar berguna dalam kehidupannya, seperti yang selalu dinasehatkan oleh ayahnya.



Raymond memperkenalkan pada anaknya tentang sebuah latihan halang rintang dan metode natural yang akhirnya dikenal dengan nama Parkour. Sejak saat itu ,setiap David sepulang sekolah ia mulai memainkan skenario sendiri bagaimana dia bisa meloloskan diri dari situasi yang sulit. Menurut David, Parkour dapat berguna sebagai self-defense dalam keadaan tidak terduga. Saat martial art bisa disebut sebagai sebuah bentuk latihan untuk fight (bertarung), parkour merupakan suatu bentuk latihan untuk flight (kabur).
Sejak Usia 15 tahun, David Belle pindah ke Lisses (salah satu kota di Perancis). Pada waktu itu, dia bertemu dengan para remaja di sana yang tertarik dengan apa yang dilakukan oleh David. Disinilah cikal bakal dari lahirnya sebuah grup Parkour yang dikenal dengan nama Yamakasi. Bersama teman masa kecilnya, Sebastian Foucan beserta beberapa pemuda lainnya mulai mengembangkan Yamakasi sebagai tim Parkour yang dikenal di Perancis. Namun karena perbedaan prinsip, David dan Sebastian berpisah dan meninggalkan Yamakasi. Sehingga saat film Yamakasi yang dibuat pada tahun 2001 harus tetap berjalan tanpa kehadiran mereka berdua.
David tetap memegang prinsip Parkour yang tetap mengedepankan tentang keefektifan dan efisiensi yang menampilkan kesederhanaan dan memiliki filosofi melewati rintangan dengan cepat dan efisient. Sedangkan Sebastian lebih memilih untuk membuat gerakan-gerakan dari parkour terlihat lebih indah yang dapat membuat orang yang melihatnya menjadi tertarik. Sehingga akhirnya ia menambahkan gerakan acrobat seperti flip atau salto dikombinasi dengan gerakan “pacours du combatant” yang akhirnya menjadi Freerunning. Hal tersebut yang membuat David Belle berbeda pandangan dengan Sebastian Foucan. Karena menurut David Belle, gerakan acrobat atau salto sangat tidak efisien dan sangat bertolak belakang dengan originalitas Parkour. Selain itu, keinginan untuk melakukan gerakan hanya untuk dilihat orang lain tanpa keinginan untuk melakukan gerakan itu dari diri sendiri, merupakan hal yang bertolak belakang dengan parkour.
Saat ini David Belle memulai tur dunia dengan asosiasi yang dia dirikan (PAWA) bersama tim Parkour yang dulu dia dirikan. Dan ini hanyalah sebuah awal

Terminology
Parkour berasal dari kata parcours du combatant yang berarti pelatihan halang rintang untuk sesi militer. Kata Parcours “c” diganti menjadi “k” dan “s”nya dipakai untuk menjelaskan filosofi Parkour itu sendiri. “Parkour’s philosophy about efficiency” .
Sedangkan istilah Traceur adalah sebuah sebutan untuk para praktisi Parkour. Seseorang bisa dikatakan traceur jika orang tersebut sudah memahami arti, basic, dan filosofi dari Parkour itu sendiri. Traceur berasal dari kata “tracer” yang berarti cepat, mempercepat (to trace/ to go fast).
Filosofi dan nilai moral dalam Parkour.
Definisi dari Parkour sendiri adalah seni berpindah tempat melewati beberapa obstacle dari point A menuju point B. Seni ini adalah cara baru untuk beradaptasi lingkungan atau melewati segala macam bentuk obstacles yang ada di sekitar kita hanya dengan mengandalkan kekuatan tubuh manusia seutuhnya.
Tujuan dan inti dari Parkour itu sendiri adalah mampu menghadapi semua rintangan atau obstacles di sepanjang track yang kita lalui, baik itu di lingkungan alam maupun di lingkungan perkotaan, dengan mengunakan beberapa gerakan yang istimewa dan indah dengan cara mengkombinasikan beberapa gerakan yang mengalir dan control yang penuh.
Parkour juga mengandung pembelajaran yang positif untuk diri sendiri, yaitu manjawab tantangan untuk melawan semua rasa takut dari dalam diri kita sendiri. Karena kadangkala setiap rintangan dan obstacles yang akan kita lalui tidak seperti yang pernah kita bayangkan.

Nilai-nilai kehidupan yang terdapat dalam Parkour
1. Seni untuk melewati semua masalah dalam track kehidupan.
Saat kita menjalankan track kehidupan, terdapat banyak rintangan dan masalah hidup yang terlihat seperti obstacles dalam hidup. Semua orang pasti mempunyai tjuan akhir. Tapi saat kita bergerak ke tujuan akhir, banyak rintangan (obstacles) yang menghadang. Dengan memakai prinsip dari Parkour, kita akan berusaha melewati rintangan obstacles tersebut dengan indah dan penuh control. Memecahkan masalah yang kita hadapi dengan efektif dan efisien. Semua manusia pasti mempunyai track kehidupannya masing-masing.
2. Melawan Rasa takut.
Seseorang yang takut untuk mencoba, tidak akan berbuat apa-apa dan tidak akan menjadi siapa-siapa. Semua manusia pasti melewati proses seperti ini. Kalau kita tidak bisa melawan rasa takut, ngga akan ada kemajuan dalam kehidupan. Kita bisa naik motor, sukses dalam bisnis, menang tender dan sebagainya adalah buah dari keberanian kita melawan rasa takut.
Tapi ingat ukur ketakutan dan keberanianmu dengan meteran nyali. Kalau kita terlalu berani, kita akan bertindak bodoh, ceroboh bahkan celaka. Tapi kalo terlalu takut, maka kita tidak akan berbuat apa-apa. Jadi antara rasa takut dan berani harus seimbang.
3. Bangkit dari kegagalan.
Saat kita mencoba suatu gerakan di Parkour, kita akan selalu mengalami kegagalan atau jatuh. Tapi kalo kita terus bangkit berdiri dan mencoba lagi, kita pasti akan bisa menguasai salah satu gerakan tersebut. Begitu pula dalam kehidupan. Intinya berani gagal alias berani jatuh. Coba lagi dan pelajari supaya tidak gagal dan jatuh lagi.
4. Flexibilitas dan fluiditas.
Berlatih Parkour akan membuat diri kita flexible dan semangat kita terus mengalir. Begitu pula dalam kehidupan. Saat kita berada dalam lingkungan baru, kita berpikir untuk tetap flexible dan mampu beradaptasi dengan lingkungan tersebut. Walaupun lingkungan tersebut awalnya tidak membuat diri kita nyaman. Sedangkan fluiditas akan membuat diri kita mempunyai semangat yang terus mengalir untuk menjalani kehidupan walaupun mempunyai masalah yang berat.
5. Kreatifitas dan kebebasan.
Dalam Parkour kita bisa berkreasi untuk menciptakan gerakan atau menggabungkan beberapa gerakan dasar menjadi gerakan baru tergantung kreatifitas kita. Hidup pun begitu, kita harus kreatif sehingga bisa berguna dan bermanfaat dalam kehidupan. Selain itu, Parkour juga mengajarkan kita untuk bergerak bebas menuju kebebasan tanpa melawan aturan.

Parkour menentang kompetisi.
Sebuah kampanye datang dari beberapa praktisi Parkour tentang menentang keras adanya kompetisi dan rival di dalam Parkour. Kompetisi tidak sesuai dengan filosofi dan nilai moral dari parkour yang mengutamakan kebebasan. Kompetisi hanya akan mendorong seseorang untuk mengalahkan orang lain yang disaksikan oleh penonton atau hanya akan menambah keuntungan oleh beberapa corporasi yang hanya mengambil keuntungan dari Parkour.
Latihan Parkour bukan ditujukan untuk melawan atau mengalahkan orang lain. Parkour ditujukan untuk membantu orang lain sehingga manusia mempunyai cara berpikir moderasi (sederhana) dan memiliki ketahanan fisik yang lama.
Parkour Bukan Olah Raga Ekstrem.
Banyak orang awam yang melihat video-video Parkour mulai beranggapan bahwa Parkour adalah olah raga ekstrem dan menggolongkannya dengan olahraga seperti skate board, bmx dan lainnya. Sehingga banyak orang yang nekat melakukan gerakan-gerakan berbahaya yang akhirnya berakibat pada cedera serius.
Parkour tidak hanya berhubungan dengan nyali saja, tapi sangat berhubungan erat dengan pikiran matang, latihan fisik dan dan teknik yang terus menerus dilakukan. Gerakan-gerakan yang kita lihat melalui video seperti yang dilakukan David Belle dan anggota Yamakasi merupakan hasil dari sebuah latihan panjang selama belasan tahun.
Mengembangkan dan menyebarkan Parkour
Saat ini Parkour mulai dikenal di seluruh dunia termasuk di Indonesia sendiri. Perlahan-lahan beberapa traceur yang mengerti akan filosofi dan teknik dalam Parkour mulai bertambah. Berkat pembelajaran dari beberapa informasi yang benar mengenai originalitas tentang parkour dari sumber-sumber terpercaya, lambat laun Parkour menjadi sebuah kebutuhan dan disiplin dalam setiap traceur yang memiliki pemahaman dalam jiwanya masing-masing. Pengetahuan seperti inilah yang harus disebarkan ke masyarakat luar dan memberikan edukasi yang benar tentang Parkour mulai dari sejarah dan filosofi yang terkait di dalamnya.
Intinya adalah, Parkour bukan hanya melatih fisik saja. Parkour juga mencerminkan sebuah filosofi moral dengan nilai-nilai tersendiri. Bukan hanya sekedar sebuah olah raga, tapi juga sebuah seni. Dan yang paling penting Parkour adalah sebuah filosofi yang selalu dipakai semua orang setiap hari. **
Read more »

Wednesday, May 18, 2011

Panduan Membuat Blog Online Pada blogger.com

Panduan Membuat Blog Online Pada blogger.com :

1.       Pastikan Anda mempunyai akun e-mail di google.
       buka halaman http://www.blogger.com
Akan muncul halaman seperti ini
2.       Buatlah account Anda dengan klik tombol “Get Started”
Maka akan muncul halaman sepeti di bawah ini
Kemudian isi form di atas sesuai dengan data diri Anda.
Jika sudah klik “Lanjutkan”
3.       Untuk verifikasi akun Anda, silahkan masukkan nomor telepon Anda. Maka kode verifikasi akan dikirimkan ke nomor ponsel Anda.
4.       Setelah itu masukkan kode verifikasi yang telah Anda dapatkan.

5.       Langkah selanjutnya adalah beri judul dan alamat URL blog Anda pada halaman di atas. kemudian klik "Lanjutkan"

6.        
Kemudian pilih template awal, lalu klik "Lanjutkan"
7.      
Maka blog Anda sudah jadi. Dan dengan klik "Mulai Blogging", maka Anda sudah dapat memulai aktifitas blogging.

Read more »